LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
A.
Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati
dari makanan yang dikonsumsi. Insulin,yaitu suatu hormon yang diproduksi
pancreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya.
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan kesehatan
yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa
darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin.
Ada beberapa klasifikasi
Diabetes Militus,antara lain sebagai berikut :
1. Tipe I : Dm
tergantung insulin
Serangan DM tipe 1 biasanya muncul
sebelum penderita berusia 30 tahun
(namun bias muncul pada usia berapapaun.biasanya pasien menjadi kurus
dan membutuhkan insulin eksogenesa dan pengaturan makanan untuk mendapatkan
kontrol.
2. Tipe
II : Dm tidak tergantung insulin
Pada DM tipe II biasanya muncul pada
pasien dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun dan yang mengalami obesitas, Diabetes
tipe II ini terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (yang
disebut resistensi insulin )atau akibat penurunan jumlah produksi.
3. DM Gestasional
4. DM yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom
lain
B. Etiologi
1. DM tipe I
a)
Faktor genetik
: individu yang memiliki tipe antigen HLA
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen
yang bertanggung jawab atas antigen trasplantasi dan proses imun lainnya
b)
Faktor imunologi
: respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan abnormal tubuh dengan cara bereaksi dengan jaringan
tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
c)
Faktor lingkungan : meskipun kejaringan yang mengalami
destruksi sel beta tidak dimengerti sepenuhnya namun kenyataannya bahwa
kerentanan genetik merupakan faktor dasar yang melandasi proses terjadinya DM
tipe I.
2. DM tipe II
a)
Usia ( 65
tahun keatas ),
b)
Obesitas
c)
Riwayat
keluarga
d)
Kelompok
etnik
C. Patofisiologi
Kejadian
DM diawali dengan kekurangan insulin sebagai penyebab utam. Disisi lain DM bisa
terjadi akibat kekurangan insulin yang bersifal relativ yang disebabkan oleh
adanya resistensi insulin (insulin
resistance ) . keadaan ini ditandai deng ketidakrentanan/ketidakmampuan
organ menggunakan insulin, sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal dalam
mengatur metabolism glukosa. Akibatnya, kadar glukosa meningkat.
D. Manifestasi Klinik
1. DM tipe I
a) Poliuria ( sering kencing )
b) Polidipsi (cepat lapar )
c) Polipagi(sering haus )
d) Keletihan
e) Berat badan menurun
f) Lemas
g) Peka rangsang
h) Gejala akhir Diabetik ketoasidosis
2. DM tipe II
a) Keletihan
b) Poliuria ( Sering kencing )
c) Polidipsi ( cepal
lapar )
d) Perubahan pandangan
e) Kesemutan, kebas ekstremitas
f) Penyembuhan luka lambat
g) Infeksi kulit atau pruritis mengantuk
h) Gejala akhir koma non ketotik hiperglikemik
hiperosmolar (HHNC)
E. Komplikasi
1.
Neuropati diabetik
Salah satu
komplikasi kronis paling sering ditemukan pada diabetes militus. Resiko yang
didihadapi pasien DM dengan ND antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang
tidak sembuh dan amputasi jari/kaki
2.
Penurunan daya imunitas
Hiperglikemia dapat mengganggu kemampuan leukosit khusus yang berfungsi
untuk menghancurkan bakteri. Dengan demikian, pada pasien diabetes yang tidak
terkontrol akan terjadi penurunan resistensi terhadap infeksi tertentu.
3.
Infeksi kulit dan traktus kencing dan vaginitis
4.
Neuropati peripheral, kemungkinan sebagai
gastroparesis (menyebabkan tertundanya pengosongan lambung dan merasa mual dan
kenyang setelah makan),diare nocturnal,impotensi, dan hipotensi postural
F. Pemeriksaan diagnostik / penunjang
1.
Pemeriksaan Lboratorium
a)
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas +
GDS > 200 mg% (Plasma vena).
b)
Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi
glukosa oral.
c)
Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA
menggunakan GDP > 126 mg/dl.
2.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien
Diabetes Mellitus:
a)
Hb
b)
Gas darah arteri
c)
Insulin darah
d)
Elektrolit darah
e)
Urinalisis
f)
Ultrasonografi
G.
Penatalaksanaan
1.
Diet :
a.
Penentuan gizi hitung prosentase relatif body weight
Berat badan X 100 %
Tinggi badan - 100
1)
Kurus =
< 90% = BB x 40 – 60 kal/hari
2)
Normal =
90 – 110% = BB x 30 kal/hari
3)
Gemuk =
> 110% = BB x 20 kal/hari
4)
Obesitas =
> 120% = BB x 5 – 15 kal/hari
b.
Komposisi makanan terdiri dari:
1)
Protein =
12 – 20% (0,8 gram/ kg BB)
2)
Karbohidrat = 55 – 6%
3)
Lemak =
< 30%
2.
Latihan jasmani : dianjurkan secara teratur (3 – 4x) seminggu selama 1,5
jam.
3.Penyuluhan
4.Obat-obatan
H. Diagnosa keperawatan
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari hiperglikemi)
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, makanan dan aktifitas jasmani
- Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
4. Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakitberhubungan dengan kurangnya informasi
5. Resiko
tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
7. Resiko
tinggi terhadap infeksi ( sepsis)
- Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan / kriteria
|
Implementasi
|
1
2.
3.
|
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemi) ditandai dengan
DS :
-
Klien
mengeluh ingin kencing
-
selalu
mengeluh haus
DO :
-
Nampak
sering kencing
-
Masukan
dibatasi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, makanan dan aktifitas jasmani ditandai dengan
DS :
-
Klien
mengeluh lemah
-
Kurang
minat pada makanan
DO :
-
Penurunan
berat badan
-
Tonus otot
jelek
Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik ditandai
dengan
DS :
-
Klien
mengungkapkan tidak mampu untuk mempertahankan rutinitas biasanya
DO :
-
Nampak
kelelahan
|
Cairan dan elektrolit ditandai dengan :
-
Haluaran
tepat secara indifidu
-
Nadi
perifer dapat diraba
-
Turgor
kulit dan pengisian kapiler baik
Masukan kalori/ nutrien sesuai dengan jumlah yang tepat ditandai
dengan
-
Berat badan
stabil
-
Selera
makan cukup
Mengungkapkan peningkatan energi ditandai dengan :
-Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan
|
1. tanda tanda vital, catat adanya
perubahan TD ortostatik
2. Pentau masukan dan pengeluaran, cacat berat
jenis urine
3. Ukur berat badan setiap hari
4. Daptkan riwayat pasien sehubungan dengan lamanya
intensitas dari gejala seperti muntah pengeluaran urine sangat
berlebihan
5. pertahankan untuk memberikan cairan paling
sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika
pemasukan cairan melalui oaral suadah dapat diberikan
6. Pantau pemeriksaan laboratoriuum spt hematokrit
dll
1. Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi
2. Tentukan program diet dan pola makanan pasien
dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan klien
3. Auskultasi bisis usus, catat adanya nyeri
abdomen/ perut kembung, mual muntahan makanan yang belum sempat dicerna,
pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi
4. Identifikasi makanan yang disukai termasuk
kebutuhan etnik/ kultur
5. Lakukan pemeriksaan gula darah dengan
menggunakan finger stick.
1. Diskusikan dengan pasien kebutuahn akan
aktifitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan identifikasi aktifitas
yang menimbulkan kelelahan.
2. Berikan aktifitas alternatif dengan periode
istirahat yang cukup tanpa diganggu.
3. Pantau nadi, frekuensi, pernafasan dan tekanan darah sebelum/
sesudah melakukan aktifitas
4. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
berpindah tempat dsb
5. Tingkatkan partisipasi klien dalam melakuakan
aktifitas sehari hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi
|
EVALUASI.
Perawat mempuyai tiga
alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai ;
- Berhasil
- Tercapai sebagian
- Belum tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long, Perawatan
Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran Bandung, September
1996, Hal. 443 - 450
Doenges Marilynn E, Rencana
Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64
& 240 – 249.
Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi
Pleura), Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982,
Hal.206 - 208
Wilson Lorraine M, Patofisiologi
(Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2, Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 &
753 - 763.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar